Rabu, 28 Maret 2012

JOINT VENTURE


JOINT VENTURE
A. Pengertian, Contoh, dan Anggota Joint Venture
Joint venture adalah kerjasama beberapa pihak atau lebih untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam bidang bisnis untuk membentuk sebuah perusahaan baru dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-baling selama perayaan Sekaten di alun-alun Yogyakarta. Atau perusahaan bangunan A dan perusahaan bangunan B kerjasama selama pembangunan jembatan sungai Opak, dan sebagainya.
Para anggota joint venture sering disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satu diantara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya yang disebut managing partner.
B. Unsur-Unsur dalam Joint Venture
1. Kerjasama dua pihak atau lebih
Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.
2. Ada modal
Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.
3. Ada surat perjanjian
Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.
C. Pembagian Laba Joint Venture
Metode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu :
a. Laba dibagi sama
b. Laba dibagi dengan ratio tertentu
c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :
1) Modal mula-mula
2) Modal awal periode
3) Modal akhir periode
4) Modal rata-rata
d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
D. Akuntansi Joint Venture
Metode Akuntansi Terpisah
Dalam metode ini, joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Pada dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Dalam hal ini, joint venture akan menyelenggarakan rekening-rekening :
a. Aktiva
b. Utang
c. Modal untuk masing-masing sekutu
d. Penghasilan
e. Biaya
Metode ini, masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Jadi para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.
Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Managing Partner
Pada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan rekening secara lengkap, yaitu rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah “joint venture” pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner meliputi :
1) Rekening Aktiva-Joint Venture
2) Rekening Utang-Joint Venture
3) Rekening sekutu atau partner
4) Rekening Joint Venture
b. Non- Managing Partner
Non- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :
1) Rekening Joint Venture
2) Rekening Sekutu (Partner)
a. Rekening Managing Partner
Demikian mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini:
Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture bertambah
- Utang joint venture berkurang dan
- Modal atau managing partner berkurang
Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture berkurang
- Utang joint venture bertambah dan
- Modal atau managing partner bertambah
b. Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain.
Barang yang Belum Terjual
Sisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu :
a. Dibagi kepada Para Sekutu
§ Metode akuntansi terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah maka pencatatan terhadap pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu, tergantung sistem akuntansi persediaan. Jika dengan sistem perpetual, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu dicatat oleh joint venture dengan mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan. Jika dengan sistem fisik, maka pembagian sisa barang dagangan tidak harus dicatat. Jika ingin dicatat maka akan dicatat dengan mendebit rekening modal masing-masing sekutu dan mengkredit rekening penjualan.
§ Metode akuntansi tidak terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.
b. Dijual kepada Pihak Luar
Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan yang biasa. Jika menggunakan metode akuntansi terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual.
c. Dijual kepada Sekutu
Metode yang digunakan:
1) Metode akuntansi terpisah
Jika menggunakan metode akuntansi terpisah maka transaksi tersebut hanya akan dicatat oleh joint venture dan sekutu yang bersangkutan dengan mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual.
2) Metode akuntansi tidak terpisah
Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi tersebut akan dicatat oleh semua sekutu. Sekutu pembeli akan mencatat dengan mendebit rekening pembelian atau persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening joint venture, masing-masing sebesar harga jual.
E. Joint Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba (pendapatan dan biaya).
Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
1. Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening “Joint Venture”, yaitu :
Ø Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan
Ø Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Selanjutnya masing-masing anggota sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi, baik
yang menjadi bagiannya maupun tidak.
D A F T A R P U S T A K A
Drs. L. Suparwoto, M.Sc. Ak, 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1. Penerbit : BPFE. Yogyakarta.
2011. “Unsur Sebelum Melakukan Joint Venture”. http://gmsusantotutorial.com. Diunduh pada 26 September 2011 jam 14.30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENTE

BAB IV RENTE Yang di maksud dengan rente adalah barisan modal yang sama besar, yang dibayarkan / diterima berturut-turut denga...