Rabu, 28 Maret 2012

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)


STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan laporan kedua mengharuskan auditor memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas.
  1. DEFINISI PENGENDALIAN INTERN
SA Seksi 319 Pertimbangan Inten dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses – yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain – yang di desain untuk membarikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku.
3. Operasi efektivitas dan efisiensi operasi
4. Keamanan harta kekayaan
Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang.
3. Pengendalian intern yang dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas.
4. Pengenintern ditunjukkan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan dan organisasi.
  1. TUJUAN PENGENDALIAN INTERN
Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan:
(1) keandalan informasi keuangan,
(2) kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku,
(3) efktivitas dan efisiensi operasi.
  1. UNSUR PENGENDALIAN INTERN
SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 07 menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intern: (1) lingkungan pengendalian (2) penaksiran resiko (3) informasi dan komunikasi (4) aktivitas pengendalian (5) pemantauan
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Beberapa faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain:
  1. Nilai integritas dan etika
Tanggung jawab manajemen adalah menjunjung tinggi nilai integritas yaitu suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya. Di samping itu, dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, manajer dituntut untuk mendasarkan pada etika bisnis.
  1. Komitmen terhadap kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuna dan ketrampilan yang diperlukan, dan panduan antara kecerdasan, pelatihan dan penglaman yng dituntut dalam pengembangan kompetensi.
  1. Dewan komisaris dan komite audit
Untuk menciptakan independensi auditor, perusahaan-perusahaan yang go public sebaiknya mengalihkan wewenang penunjukan auditor dari tangan manajemen puncak ketangan dewan komisaris atau komite audit (audit commite).
  1. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawanya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan.
  1. Struktur organisasi
Struktur organisasi memberikan kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
  1. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Pembagian wewenag dan pembebanan tanggung jawab merupakan perluasan lebi lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.
  1. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Pengendalian intern yang baik tidak akan dapat menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur.
  1. Kesadaran pengendalian
Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh auditor intern atau auditor independen.
Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan seperti:
  1. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal
  2. Perubahan standar akuntansi
  3. Hukm dan peraturan baru
  4. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengelolaan informasi.
  5. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan ersonel yang terlibat didalam fungi tersebut.
Informasi dan Komunikasi
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dal pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berda didalam maupun diluar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akn, dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komnikasi dalam pengendalian intern.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat digolongkan dalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian pengolahan informasi
a) Pengndalian umum
b) Pengendalian aplikasi
(1) otorisasi memadai
(2) perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai
(3) pengecekan terhadap independen
2) Pemisahan fungsi yang memadai
3) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
4) Review atas kinerja
Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah memrlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
  1. PEMAHAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengendalian intern yang berlaku dalam entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh Karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya, auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas pengendalian intern dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi
Pemahaman atas Pengendalian Intern
Standar auditing kedua mewajibkan auditor mengumpulkan informasi tentang pengendalian intern dan menggunakan informasi tersebut sebagai dasar perencanaan audit. Dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor menggunakan tiga macam prosedur audit berikut ini:
1. Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur pengendalian.
2. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.
3. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan.
Informasi yang dikumpulkan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit tersebut di atas adalah:
1. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam tiap-tiap unsur pengendalian.
2. Apakah kebijakan dan prosedur tersebut benar-benar dilaksanakan.
Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian
Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya dikumpulkan oleh auditor dengan cara: permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung jawab atas unsur pengendalian intern, inspeksi dokumen dan catatan, dan pengamatan atas kegiatan perusahaan. Dari hasil permintaan keterangan ini, auditor melakukan inspeksi terhadap dokumen anggaran yang dibuat oleh perusahaan, laporan realisasi anggaran, dan laporan tindakan untuk mengatasi penyimpangan pelaksanaan anggaran.
Pemahaman atas Penaksiran Risiko
Auditor harus mengumpulkan informasi tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan secara wajar, dan kepedulian manajemen terhadap risiko tersebut, serta bagaimana manajemen merancang aktivitas pengendalian untuk mengatasi risiko tersebut. Di samping itu, auditor juga harus mengumpulkan informasi tentang respon manajemen terhadap perubahan keadaan, baik intern maupun ekstern, dan pengaruhnnya pada risiko pengendalian.
Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi
SA Seksi 319 memberi panduan tentang informasi yang harus dikumpulkan oleh auditor untuk memahami sistem akuntansi kliennya:
a. Golongan utama transaksi dalam kegiatan perusahaan.
b. Bagaimana transaksi-transaksi tersebut timbul dan dilaksanakan.
c. Catatan akuntansi, dokumen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan, informasi yang hanya dapat dibaca dengan mesin (machine-readable information), akun yang terkait dalam laporan keuangan yang bersangkutan dengan pengolahan dan pelaporan transaksi.
d. Proses pengolahan data akuntansi yang dilakukan sejak saat transaksi terjadi sampai disajikan dalam laporan keuangan, termasuk bagaimana computer digunakan untuk mengolah data tersebut.
e. Proses penyusanan laporan keuangan yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan, termasuk penaksiran akuntansi pentiang yang digunakan oleh manajemen.
Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian
Informasi ini dapat diperoleh dari pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan aktiviitas pengendalian.
Pemahaman atas Pemantauan
Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk memantau efektivitas pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal. Di samping itu, auditor harus pula memahami tindakan-tindakan yang diambil untuk memperbaiki unsur pengendalian intern berdasarkan informasi yang diperoleh dalam pemantauan.
Informasi hasil pemantauan yang dilakukan oleh auditor intern dan tindakan yang digunakan oleh manajemen untuk mengatasi masalah pengendalian yang ditemukan oleh auditor intern sangat bermanfaat bagi auditor independen.
  1. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern, auditor melakukan dua macam pengujian:
1. Pengujian Adanya Kepatuhan
Pengujian Transaksi dengan Cara Mengikuti Pelaksanaan Transaksi Tertentu. Dalam membuktikan adanya kepatuhan pengendalian intern, auditor dapat memilih transaksi tertentu, kemudian melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern dalam pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi tersebut dimulai sampai dengan selesai.
Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat. Dalam hal tertentu, auditor seringkali melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian intern dengan cara melaksanakan pengujian terhadap transaksi tertentu yang telah terjadi dan telah dicatat dalam catatan akuntansi. Dalam hal ini auditor harus memilih transaksi tertentu kemudian mengikuti pelaksanaanya (reforming) sejak awal sampai selesai, melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akuntansi.
2. Pengujian Tingkat Kepatuhan
Dalam pengujian tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern pembelian, auditor dapat menempuh prosedur audit berikut ini:
  1. Mengambil sampel bukti kas masuk dan memeriksa kelengkapan dokumen pendukungnya serta tanda tangan pejabat yang berwenang baik dalam bukti kas keluar maupun dokumen pendukungnya. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan kepastian transaksi pembelian telah diotorisasi oleh pejabat-pejabat yang berwenang.
  2. Melaksanakan pengujian bertujuan ganda (dual-purpose test), yang merupakan kombinasi antara pengujian yang tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian intern (pengujian pengendalian) dan pengujian yang tujuannya menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (pengujian substantif).
  1. DOKUMENTASI INFORMASI TENTANG PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU
Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor untuk mendokumentasikan informasi mengenai pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan:
  1. Kuesioner pengendalian intern baku (standard internal control questionnaire),
  2. Uraian tertulis (written description), dan
  3. Bagan alir sistem (system flowchart).
Kuesioner pengendalian intern baku merupakan cara yang banyak dipakai oleh auditor dalam mendokumentasikan informasi pengendalian intern kliennya. Kuesioner pengendalian intern baku ini disusun untuk dapat diterapkan dalam berbagai macam perusahaan dan biasanya dibuat untuk tiap-tiap siklus kegiatan perusahaan yang diperiksa, misalnya siklus pendapatan, siklus pembelian, siklus penggajian dan pengupahan, siklus biaya, dan siklus kas. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang diharapkan hanya terdiri “ya”, “tidak” dan “tidak dapat diterapkan”. Jika jawaban-jawaban yang diperoleh sebagian besar “ya” berarti pengendalian intern klien baik, sedangkan jika jawabannya sebagian besar “tidak” berarti pengendalian intern klien lemah.
Kebaikan penggunaan kuesioner pengendalian intern baku ini adalah dapat memberikan pedoman bagi auditor dalam mengajukan pertanyaan mengenai informasi pengendalian intern yang berlaku dalam berbagai jenis perusahaan. Di lain pihak kelemahan penggunaan kuesioner pengendalian intern baku ini adalah:
  1. Kemungkinan menimbulkan kecenderungan bagi penanya untuk menyalin data jawaban yang pernah diperoleh tahun sebelumnya.
  2. Seringkali kuesioner pengendalian intern baku yang hanya merupakan cara untuk mengumpulkan data, dianggap sebagai hasil akhir, sehingga penanya seringkali tidak memahami kenyataan yang ada di balik jawaban ya dan tidak yang tercantum di dalamnya.
Informasi tentang pengendalian intern dapat dikumpulkan dengan cara membuat uraian tertulis mengenai arus transaksi, catatan-catatan yang diselenggarakan, dan pembagian tanggung jawab yang ada dalam perusahaan.
Cara lain untuk mengumpulkan informasi tentang pengendalian intern adalah dengan membuat bagan alir sistem (system flowchart). Dengan cara ini suatu sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Penggunaan cara ini memungkinkan auditor melakukan penilaian secara cepat mengenai efektif atau tidaknya pengendalian intern dan menghindari review secara rinci terhadap uraian tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuesioner pengendalian intern baku.
Unit Organisasi Pemakai
  1. Mengisi bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang (BPPBG) 3 lembar.
  2. Meminta otorisasi dari Kepala Bagian yang bersangkutan
  3. Menyerahkan 3 lembar BPPBG tersebut ke Bagian Gudang.
  4. Menerima barang dari Bagian Gudang disertai dengan BPPBG lembar ke 2.
  5. Mengarsipkan BPPBG lembar ke 3 menurut nomor urutnya.
Bagian Gudang
  1. Menerima 3 lembar BPPBG dari unit organisasi pemakai.
  2. Mengambil barang dengan jenis dan jumlah seperti yang tercantum di dalam BPPBG.
  3. Mengisikan kuantitas barang yang diserahkan pada BPPBG (3 lembar).
  4. Mencatat BPPBG di dalam kartu gudang.
  5. Mendistribusikan BPPBG sebagai berikut:
Lembar ke 1: Bagian Akuntansi
Lembar ke 2: Unit organisasi pemakai bersamaan dengan penyerahan barang
Lembar ke 3: arsip Bagian Gudang menurut tanggal.
Bagian Akuntansi
  1. Menerima BPPBG lembar ke 1 dari Bagian Gudang.
  2. Mengisi harga pokok satuan barang pada BPPBG berdasar kartu sediaan.
  3. Menghitung dan mengisi harga pokok total (kuantitas yang dipakai x harga pokok satuan pada BPPBG.
  4. Mencatat BPPBG di dalam kartu sediaan.
  5. Mencatat BPPBG di dalam kartu biaya.
  6. Mengarsipkan BPPBG menurut nomor urutnya.
SIMBOL UNTUK PEMBUATAN BAGAN ALIR (FLOWCHART)
Berikut ini adalah contoh simbol-simbol baku dengan maknanya masing-masing yang umumnya digunakan oleh auditor untuk membuat bagan alir guna mengganbarkan sistem akuntansi tertentu.
Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan di tengah simbol. Bagan alir harus menunjukkan dengan jelas dari mana suatu dokumen masuk ke dalam sistem dan ke mana (sistem lain) dokumen keluar dari sistem.
Flowchart: Document:         2Flowchart: Document:      1Dokumen dan tembusannya. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
Flowchart: Document: Surat Order        1 PenjualanFlowchart: Document: 3Flowchart: Document: Surat masukBerbagai dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama di dalam satu paket. Nama dokumen tertulis di dalam masing-masing simbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol dokumen yang bersangkutan. Simbol dalam contoh tersebut menggambarkan faktur penjualan lembar ke-3 dilampiri dengan surat order penjualan lembar ke-1 dan surat muat.
Catatan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir. Nama catatan akuntansi yang digambarkan dengan simbol ini adalah jurnal, buku pembantu, dan buku besar.
Penghubung pada halaman yang sama (on-page connector). Dalam menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambar, maka diperlukan simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang digambarkan dalam bagan alir.
Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.
Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.
Penghubung pada halaman yang berbeda (off-page connector). Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman yang lain.
Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manula seperti: menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan, memeriksa dan berbagai jenis kegiatan klerikal yang lain. Uraian singkat kegiatan manual dicantumkan di dalam simbol ini.
Keterangan, komentar. Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.
Arsip sementara. Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip. Terdapat dua tipe arsip dokumen: arsip sementara dan arsip permanen. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut ini:
A = menurut abjad
N = menurut nomor urut
T = kronologis, menurut tanggal
Flowchart: Extract: AArsip permanen. Simbol ini digunakan menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.
On-line computer process. Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line. Nama program ditulis di dalam simbol.
Manual input (online keyboard). Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam computer melalui on-line terminal.
Pita magnetic (magnetic tape). Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetic. Nama arsip ditulis di dalam simbol.
On-line storage. Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer).
Diplay terminal. Simbol ini menggambarkan penyajian informasi melalui monitor komputer.
Magnetic disk. Simbol ini menggambarkan magnetic disk.
Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam simbol.
Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.
Persimpangan garis alir. Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut.
Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.
Mulai/berakhir (terminal). Simbol ini untuk mengambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.
Dari pemasok
Masuk ke sistem. Karena kegiatan di luar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke sistem yang digambarkan dalam bagan alir.
Keluar ke sistem lain. Karena ke sistem lain. Karena kegiatan di luar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan keluar ke sistem lain.
Dari Pemasok
Dalam bagan alir, arus dokumen digambarkan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
  1. SUMBER INFORMASI UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU
Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan studi terhadap pengendalian intern kliennya adalah:
  1. Bagan organisasi dan deskripsi jabatan.
  2. Buku pedomen akun (account manual).
  3. Buku pedoman sistem akuntansi.
  4. Permintaan keterangan kepada karyawan inti.
  5. Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana.
  6. Laporan, kertas kerja, dan program audit auditor intern (internal auditor).
  7. Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi, dokumen, peralatan mekanis, dan media lain yang digunakan untuk mencatat transaksi, mengolah data keuangan dan data operasi.
  8. Kunjungan ke seluruh kantor dan pabrik.
  9. Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor tahun sebelumnya yang telah diterbitkan.
  1. HASIL PEMAHAMAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN
Setelah auditor mempelajari pengendalian intern yang berlaku, auditor harus mengujinya untuk menentukan sampai seberapa jauh pengendalian tersebut dapat dipercaya. Atas dasar hasil pemahaman ini, auditor melakukan perubahan-perubahan pada program auditnya yaitu dengan cara memperluas prosedur audit pada objek-objek audit yang pengendalian internnya lemah. Hanya setelah memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor dapat menyusun program audit yang lengkap dan cocok dengan objek yang diperiksa.
Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan dalam suatu kertas kerja, yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern klien, pengaruh kelemahan dan kekuatan pengendalian intern tersebut tehadap luas prosedur audit yang akan dilaksanakan dan rekomendasi yang ditujukan kepada klien untuk memperbaiki bagian-bagian yang lemah dalam pengendalian intern.
  1. AUDIT INTERN (INTERNAL AUDITING)
SA Seksi 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit atas Laporan Keuangan memberikan panduan bagi auditor indepeden dalam mempertimbangkan pekerjaan auditor intern dan dalam menggunakan pekerjaan auditor intern untuk membantu perlaksanaan audit atas laporan keuangan klien.
Fungsi audit intern hanya terdapat dalam perusahaan yang hanya relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk fungsi audit intern. Tugas fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisien pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi audit intern merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Fungsi audit intern merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, auditor intern menyadiakan jasa tersebut. Audit intern berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan akuntansi. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dan mendorong penggunaan pengendalian intern yang efektif dengan biaya yang minimum.
2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi.
3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan kagiatan-kegiatan perusahaan.
D A F T A R P U S T A K A
Mulyadi,2002, Auditing I Edisi 6. Salemba Empat: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENTE

BAB IV RENTE Yang di maksud dengan rente adalah barisan modal yang sama besar, yang dibayarkan / diterima berturut-turut denga...