Rabu, 28 Maret 2012

PENETAPAN HARGA


PENETAPAN HARGA
A. MENENTUKAN HARGA TARGET
Target retrun
Cara panetapan harga dan penanganan masalah harga jual yang digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam parusahaan kecil harga sering ditetapkan oleh manajemen teras, bukan oleh bagian pemasaran atau bagian penjualan. Sedangkan pada perusahaan perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer devisi atau manajer lini produk. Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu misalnya pada contoh gambar dibawah ini.Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga pokok produknya misalnya dalam organisasi penjualan yang diorganisir, yang dibatasi oleh quota harga.(Jerome Mc Carthy).







Sasaran harga


B. COST PLUS PRICING
Cost Plus adalah biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (Markup) yang ditentukan. Cost yang disepakati sebagai artilain yaitu harga pokok dan dalam akuntansi manajemen maupun akuntansi biaya , metode pelaporan COST dan Rugi Laba secara garis besar dibagi dalam 2 cara yaitu:
1. Absorption/Full Cost.
Biaya pokok produksi terdiri dari Harga pokok produksi Baku Langsung
Ä Direct material / Biaya Bahan Baku Langsung
Ä Direct labor / biaya tenaga kerja langsung
Ä Factor overhead Cost / Biaya Tak langsung Pabrik
~ Tetap
~ Variable
2. Variable Costing / Direct Costing = Contribution Approach = Pendekatan kontribusi
- Biaya bahan baku langsung
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya tak langsung variabel
- Biaya penjualan dan administrasi variabel
Harga pokok terdiri dari:






Biaya Produksi Variabel

Total biaya variabel


Contoh:
Tiara company perlu menentukan target harga jual salah satu produknya. Data biaya sehubungan dengan produk ini diberikan dibawah:
Per unit
Total
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead variabel
Overhead tetap
Biaya penjualan
Administrasi variabel
Biaya penjualan dan administrasi tetap
Rp 8
12
3
7
-
2
4
Rp 350.000
Rp 200.000
Biaya biaya di atas didasarkan pada volume yang di tetapkan 50.000 satuan yang di produksi dan dijual setiap periode.
Perusahaan menggunakan penentuan harga cost-plus Dan perusahaan mempunyai kebijakan menambah mark up 50% dari harga pokok produksi untuk mendapatkan target harga jual atau menambah mark up 80% dari biaya variabel.


Target harga jual biaya penuh
~ Bahan baku Rp 8
~ Tenaga kerja 12
~ Overhead variabel Rp 3
~ overhead tetap Rp 7
Rp10
Total biaya produksi Rp30
50% mark up (plus) Rp15
Harga jual target Rp45
Target harga jual biaya variabel (pendekatan kontribusi)
~ Bahan baku langsung Rp 8
~ Upah langsung 12
~ Overhead variabel 3
~ Biaya penjualan
~ Administrasi variabel 2
Total biaya produksi variabel Rp25
80% mark up (plus) 20
Harga jual target Rp 45
Kedua contoh diatas memberikan suatu target harga jual yang tidak berbeda, metode full cost dan variabel cost akan berbeda dalam beberapa hal yaitu:
~ Produksi sama dengan unit yng dijual. Maka kedua metode ini akan menghasilkan rugi atau laba yang sama.
~ Jika persediaan akhir lebih kecil dari persediaan awal maka laba bersih full cost lebih besar dari variabel cost
~ Jika persediaan akhir lebih kecil dari persediaan awal maka laba bersih menurut variabel cost lebih besar dari metode full cost
~ Jika persediaan awal dan persediaan akhir sama maka laba/rugi kedua metode akan sama pula.


C. Penghitungan Perbedaan Laba Biaya Penuh (Full Cost) dan Biaya Vriabel (Variabel Cost)
Perbedaan keduanya tergantung pada :
BOT
KN
Perlakuan biaya tetap yang ditunda pembebanannya kedalam rugi laba. Mengetahui perbedaannya adalah dengan membandingkanselisih biaya overhead variabel yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir. rumus yang digunakan :
LHP – LHV = x (VPr-VPj) atau = BOTst x (Qak-Qsw)
Keterangan :
LHP = laba bersih harga pokok penuh
LHV = laba bersih harga pokok variabel
BOT = biaya overheat tetap
KN = kapasitas normal
VPr = volume produksi
VPj = volume penjualan
BOTst = biaya overheat tetap satuan
Qak = quantitas akhir
Qaw = quantitas awal
Hubungan diatas dapat diringkas sebagai berikut :
Jika
Jika
Maka
VPr > VPj
VPr < VPj
VPr = VPj
atau Qak > Qaw
atau Qak < Qaw
atau Qak = Qaw
LHP > LHV
LHP < LHV
LHP = LHV
Apabila digunakan pembebanan harga pokok berdasarkan biaya sesungguhnya, maka beda laba bersih Harga Pokok Penuh (HPP) dengan Harga Pokok Variabel (HPV), tergantung metode aliran persediaan yang dapat dinyatakan dengan :


Metode Penentuan Harga
Beda Laba Bersih HPP dan HPV

Pokok Persediaan









Qak
Qak +QPj


Rata – rata sesungguhnya










Qak


_
FIFO sesungguhnya jika, QPj > QPaw



LIFO sesungguhnya jika, QPj < QPr



LIFO sesungguhnya jika, QPj > QPr
BOTPaw = Biaya Overhead Tetap pada Persediaan awal
Rumus – rumus di atas dapat berguna untuk merekonsiliasi atau menyesuaikan laporan laba rugi yang disajikan dengan konsep harga pokok variabel ke penyajian dengan konsep harga pokok penuh atau sebaliknya. Sehingga laporan keuangan yang semula disajikan untuk internal dapat disesuaikan untuk laporan kepihak eksternal atau sebaliknya.
D. modifikasi cost plus dan hubungan biaya
Maksudnya adalah menghitung atau berapa besar persentase laba berdasarkan biaya yang ditentukan dan diasumsikan bahwa laba (harga jual)nya sudah diketahui . jadi kebalikan dari bagian “B” atau dapat dikatakan menetapkan rumus rumus yang digunakan dalam penetapan target laba.
Persentase target laba =
Harga jual – Biaya yang ditetapkan
Biaya yang ditetapkan
Rumus :
Persentase target laba =
Harga jual – Biaya yang ditetapkan
Biaya
Atau
X 100%
E. MENETAPKAN HARGA BERDASARKAN ROI YANG DIKEHENDAKI
Salah satu sasaran yang sering ditemui adalah keputusan menetapkan tingkat pengembalian modal yang digunakan dalm kegiatan untuk menghasilkan produk tertentu.
Profit margin
Sales
Sales
Investasi ( aktiva )
Retrun On Investment (ROI) merupakan salah satu sasaran yang dimaksud.







ROI=


X




= Profit margin X Sales turnover

Untuk menetapkan harga dengan tingkat persentase ROI digunakan 2 langkah yaitu:
1. Menetapkan persentase Mark-up (kenaikan)
ROI + Biaya
Total Biaya Produksi
Persentase Mark-up =
Rumus :
2. Menambah harga pokok produksi dengan mark_up pada langkah pertama.
Modifikasi rumus :
Dalam metode full-cost/ functional cost/ absorption cost = metode biaya penuh :
a. Persentase mark_up


= Hasil (ROI) yang dikehendaki + Biaya penjualan & Administrasi
Volume (unit) X Biaya produksi per unit
b. Jika daftar rugi laba telah tersusun maka dapat dirumuskan dengan
Persentase mark_up =
Marjin bruto (gross profit)
Harga pokok penjualan (CGS)
c. Jika harga pokok yang digunakan adalah bentuk direct costing atau metode contribution. Rumus:
Persentase mark-up = (ROI) yang dikehendaki + Biaya tetap
Volume(unit) X Biaya variable
d.
Contribution marjin
Biaya variabel
Persentase mark-up =
Jika daftar rugi laba telah disusun, maka rumusnya
F. PENETAPAN HARGA PER WAKTU DAN HARGA BAHAN (Time And Material Pricing)
Metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan perusahaan jasa seperti reparasi motor, mobil, radio, tv, percetakan dan juga perusahaan profesionalseperti kantor akuntan, konsultan dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan waktu dalam hal ini adalah bisa jam kerja, buruh, mesin, dan sebagainya.
Komponan waktu per jam untuk tenaga kerja langsung :
Ä Upah langsung termasuk tunjangan tunjangan dan bonusnya
Ä Biaya biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tidak langsung seperti gaji pengawas, penyusutan akuntansi, bahan bahan tidak langsung dan sebanding dengan jam (ekuivalen dengan jam)
Ä Laba yang diinginkan per waktu tertentu, misalnya per jam
Komponen bahan per jam terdiri dari:
Ä Persentase laba dari harga faktur bahan.
Ä Persentase dari bahan tidak langsung atau yang dibebankan ,seperti gaji manajer, bahan,
Jadi tarif harga / per waktu(missal per jam)
Upah langsung Rp. xxx
Biaya tak langsung/ sebanding Rp. xxx
Laba per waktu Rp. xxx
Tarif/ harga per jam Rp. xxx
Ditambah : - laba bahan Rp. xxx%
- bahan tak langsung Rp. xxx%
Bahan X xxx% = Rp. xxx
G. Situasi Harga dan Faktor yang Mempengaruhinya
Dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penetuan harga jual maka dapat disimpulkan secra singkat mengenai situasi yang mempengaruhi harga jual.
Situasi tersebut terdiri dari tiga faktor yang merupakan ringkasan berbagai faktor yang mempengaruhi harga jual yaitu :
Ä Laba dan tujuan lain, factor lain selain pasr dan biaya
Ä Situasi pasar : meliputi konsumen, sifat biaya dan operasi
Ä Biaya produksi dan operasi Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang (produk)dan biaya produk tersebut bisa sampai ketangan konsumen
Dengan demikian ringkasan situasi situasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :











Rounded Rectangle: Biaya produksi dan operasi










Rounded Rectangle: Situasi pasar

DAFTAR PUSTAKA
Kamarudin Ahmad,1996, Akuntansi Manajemen;dasar dasr konsep biaya dan pengambilan keputusan,edisi1 ceitakan 1, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENTE

BAB IV RENTE Yang di maksud dengan rente adalah barisan modal yang sama besar, yang dibayarkan / diterima berturut-turut denga...