Kebanyakan para pelaku bisnis mengambil keputusan berdasarkan kepentingan para pemilik atau para pemegang saham, pandangan ini merupakan pendekatan secara tradisional. Pendekatan secara tradisional ini dimodifikasi menjadi dua cara, pertama asumsi bahwa seluruh shareholder hanya ingin memaksimalkan keuntungan jangka pendek, kedua: hak dan kewajiban dari beberapa kelompok non shareholder seperti karyawan, konsumen atau klien, supplier, kreditor, tokoh masyarakat dan pemerintah memiliki kepentingan dari hasil keputusan yang dibuat dan juga tujuan dari perusahaan itu ikut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
- KEPENTINGAN YANG FUNDAMENTAL DARI STAKEHOLDER
Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu:
1. Dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir kepentingan mereka
2. Suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara keuntungan dan beban
3. Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder, termasuk hak dalam membuat keputusan
Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada Biaya
Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan dan biaya.
Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak Stakeholder.
- PENGUKURAN PENGARUH YANG DAPAT DIKUANTIFISIR (QUANTIFIABLE IMPACT)
1. Laba
Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh para pemegang saham dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan dan kesehatan suatu perusahaan. Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah inventory di harga yang lebih tinggi.
2. Item yang tidak termasuk dalam profit tapi dapat diukur secara langsung
3. Item yang tidak termasuk dalam profit dan dapat diukur secara langsung
4. Memikirkan masa depan sejak dini
5. Penyaluran dengan hasil yang ragu-ragu
6. Mangidentifikasikan stakeholders dan meranking kepentingan mereka
- PENGKAJIAN TERHADAP PENGARUH YANG TIDAK DAPAT DIKUANTIFISIR (NONQUANTIFIABLE IMPACT)
Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. hal ini merupakan petunjuk yang berasal dari suatu kejadian ekonomi yang berorientasi dalam mencari keuntungan dan biaya yang menjadi dasar dari keputusan tersebut.
© Kejujuran diantara stakeholders
Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan dan biaya.
© Hak stakeholders
Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak stakeholders.
- PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMPREHENSIF
ü Pendekatan 5 pertanyaan
Lima pertanyaan yang ditanyakan tentang sebuah keputusan yang diusulkan yaitu:
Keputusan
|
Kepentingan yang diperiksa stakeholders
|
|
Shareholders (biasanya jangka pendek )
Masyarakat luas (menurut hukum dapat dilakukan
dengan baik)
Kejujuran untuk semua
Hak lain untuk semua
Hak tertentu
|
ü Pendekatan standar moral
Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholders membangun secara langsung pada tiga prinsip fundamental stakeholders yaitu:
Standar Moral
|
Pertanyaan Keputusan yang Diusulkan
|
Bermanfaat:
Memperbesar pendapatan bersih untuk masyarakat secara keselurhan.
Hak Individu:
Kehormatan dan perlindungan.
Keadilan:
Distribusi yang baik pendapatan dan beban.
|
Apakah tidakan memperbesar pandapatan sosial dan memperkecil kerugian sosial?
Apakah tidakan dengan setiap hak orang lain?
Akankah tindakan hanya menimbulkan pendapatan dan beban?
|
ü Pendekatan postin
Dalam bukunya: “The Hard Problem of Management : Gaining The Ethical Edge”, Mark Postin (1986) menuliskan idenya tentang pendekatan terhadap analisis etika yang menjelaskan empat aspek kunci etika yaitu:
a. Ground rule ethics
Postin menyarankan agar dilakukan pengujian terhadap kebijakan atau tindakan di masa lalu.
b. End-point ethics
Postin menyarankan penerapan seluruh perlakuan atau tindakan.
c. Rule ethics
Mengindikasikan nilai-nilai peraturan, mulai dari prinsip-prinsip etika sampai dengan permasalahan etika.
d. Social contract ethics
Memformulasikan keputusan ke dalam kontrak.
Masalah Yang Lazim
Pelajaran yang dapat dipetik dari zaman Inggris yaitu frekuensi pengambil keputusan yang tidak peka akan masalah umum, tidak dapat mempertalikan suatu nilai yang cukup tinggi pada penggunaan akan suatu asset atau sumber daya dan untuk itu akan membuat suatu keputuasan yang salah. Peringatan untuk masalah ini seharusnya memperbaiki permasalahan ini dan memperbaiki kualitas keputusan.
Membentuk Lebih Banyak Tindakan Etika
Salah satu keuntunga dari penggunaan suatu kerangka seperti 5 pertanyaan, standar moral, postin’s, atau pendekatan umum adalah bahwa suatu aspek tak etis dari suatu keputusan dapat diidentifikasikan dan lalu dimodifikasikan dalam rangka untuk membuat suatu dampak secara keseluruhan dari keputusan sehingga dapat diterima.
Kesulitan Dalam Membuat Keputusan yang Beretika Umum
Pengalaman menunjukkan bahwa ada beberapa kesulitan yang berulang-ulang di mana pembuat keputusan tidak menyadarinya. Ini termasuk:
- Fokus pada laba jangka pendek dan fokus yang kuat terhadap shareholder.
- Fokus pada legalitas/hukum.
- Batasan akan kejujuran.
- Batasan akan hak penelitian.
- Konflik kepentingan.
- Shareholder yang saling berhubungan.
- Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok stakeholder.
- Kegagalan untuk menggolongkan kepentingan spesifik stakeholder.
- Menghilangkan kekayaan, kejujuran, atau hak.
izin copy terimakasih
BalasHapus